Wednesday, September 23, 2015

So glad He's givin me you :)



Swearin' to God
There's nowhere else on earth I'd rather be
Emm, emm, swearin' to God
You make me see so I believe in thee
Oh, you've been fillin' my cup
'till I'm runnin' over with joy from your heaven-sent love.
Just touch me again, I'm king of all men
And reignin' from above

Swearin' to God (swearin' to God)
You're a mistress of the world and all I am (don't tell the angels)
Swearin' to God (swearin' to God)
You're where I want and paradise ... bee-gins
No one gets me up there like you can
But, girl, you know I'm only human
And I'm swearin' to God (swearin' to God)
So glad he's given me you
(I was born for you, baby) Girl, ain't you glad we made it
(Made to give my heart and soul to you, baby) I'm so very glad you gave it
(Hey, baby, we're together)
(tighter than all forever as long as we live).
Swearin' to God (swearin' to God)
I dedicate my life to lovin' you
Hey, I'm swearin' to God (swearin' to God)
I cross my heart and hope to die, I do
Just call me a one woman lover
I can't even look at another
Girl, I'm swearin' to God (swearin' to God)
so glad I'm livin'
I'm swearin' to God (swearin' to God)
For all he's given me
Swearin' to God (swearin' to God)
So glad he's given me you

Whoa, I'm swearin' to God (swearin' to God)
I'm glad he's given me (swearin' to God)
what all the world can see (swearin' to God)
He's given me you, ooh-ooh-ooh

So glad He's Givin me you, Restu Putri Sholikhah :)

Wednesday, August 29, 2012

kata-kata mutiara paling mengena di hati.



"Buatlah orang di sekelilingmu tersenyum ketika kamu hidup sekalipun hatimu sedang menangis. Sehingga mereka akan menangisimu ketika kamu mati dengan penuh senyuman." - Mahatma Gandhi -

Saturday, January 28, 2012

to all the physic students


Untuk semua mahasiswa fisika, di manapun dan di universitas manapun di dunia. Saya harap kalian tidak bernasib sama seperti saya.
Amin ya robbal alamin.

Monday, December 12, 2011

GENGSI VS KEPITING!!!

halo bray, udah lama ga blogging nih! terakhir blogging itu kalo ga salah pas ulang tahun jakarta kemarin deh. ya tinggal diliat sih di postingan sebelumnya juga ada.

nah seperti biasa nih, kalo gua blogging berarti punya cerita baru yang bagus buat dibaca (menurut gue, menurut lo?) sebenarnya itu ada banyak bet cerita yang pengen gue tulis di sini bray, tapi kalo gue tulis semua, bakal jadi sebnyak apa postingan gua? butuh waktu berapa lama? mau dibikin buku setebal apa? mau ngalahin raditya dika? (NGIMPI!!!)

Langsung aja dehya ke ceritanya... :ngacir :ngacir




Jadi gini, berhubung dengan dipanggilnya kembali diri saya oleh keluarga untuk membuat e-ktp di Jakarta, saya pulang ke Jakarta hari Rabu, 7 Desember 2011. Sebenarnya ceritanya bukan di tanggal itu, jadi mending kita ffwd >> deh ke tanggal 11 Desember 2011, yaitu beberapa jam postingan ini dibuat.


Ceritanya, bukan ceritanya sih, tapi emang kenyataannya, kan Ibu gue kedatengan tamu waktu sore hari, yang tidak lain dan tidak bukan adalah oom gue. Dia dateng bareng bininye yang lumayan annoying, kalo skala 1-10 ya dia tuh nilainya 9 lah annoyingnya, sama anaknya juga si Ais (dia cowok loh, jangan salah, karena nama lengkapnya ga tau, jadi gue tulis aja nama panggilannya). Usut punya usut, ternyata kedatangan mereka yang cuma sebentar ini adalah untuk membayar hutangnya kepada Ibu saya. Gue waktu itu lagi browsing dan downloading dan online-ing di kamar kakak gue (di sini oom dan tante dan sepupu gue udah pada balik nih). Dan seketika Ibu gue masuk ke dalam kamar itu, yang di situ ada gue dan kakak gue, dan dia mengucap rasa syukur kepada Allah SWT karena rezeki mendadak itu. Sebagai rasa syukurnya itu, gue dipecingin sama Ibu gue lah, sebanyak Rp 100.000,00, dengan detail : uang pecahan Rp 50.000,00 sebanyak dua lembar.


Di sini lah mulai terjadi konflik. Kakak gue yang duit gajinya udah tiris buat bulan ini, dan juga telah mematung untuk biaya pembelian monitor LCD juga bareng gue merasa ingin mendapat pecingan (pecingan berarti semacam pemberian uang kepada suatu orang yang lebih muda dari orang yang lebih tua) juga dari Ibu gue (Ibu lo kan Ibu dia juga, mur, zzzzzz-_-). Tapi Ibu gue ga memberinya sepeser pun. Walhasil, kakak gue itupun meminta gue untuk mentraktirnya makan malam ini. Setelah Maghrib, dan setelah film Final Destination 5 yang kita tonton bareng-bareng selesai, kakak gue itu merengek lagi minta traktir. "Mur, traktir dong!", pinta kakak gue. "Lo mau traktir apa sih, Lae?", kata gue dengan sok gagahnya. "Cumi saus Padang!", pinta kakak gue. Nah di situ juga ada kakak gue yang kedua, yang padahal abis kondangan dan pastinya makan enak di sana. Dengan bertidakmalunya dia pun minta, "Dede juga mau ditraktir dong." "Peler sapi portable! Sok imut lo, muka rusak aja!", kata gue dalam hati. Dengan mintanya si Godel Gabrug itu, gue jadi ga enak juga kan. Kalo pun ditolak dan gue cuman beliin si Jule cumi saus padang doang, ga enak sama yang lain, masa yang ditraktir si Jule doang? Tapi Ibu gue pun menyela pembicaraan dan bilang, "Ga usah, si Dede mah abis kondangan, udah makan. Udah beliin aja cumi itu buat Aang." Dengan perkataan Ibu gue tadi, gue sedikit lega walaupun masih ada perasaan ga enak ke yang lainnya kalo gue cuman nraktir si Jule doang. Tapi toh memang dia yang sering nraktir gue dan dia juga yang bayarin kuliah gue selama ini. Jadi ya sekalian balas budi lah, pikir gue. Abis itu pun gue langsung ambil kunci Scoopy dan memutar motor menuju jalan yang ditunjukkan. Tapi sebelum gue keluar itu, dengan munafik-pelernya si Jule bilang, "Yaudah yaudah ga usah. Ga jadi gue ga jadi." Gue bales aja, "Halah peler sapi portable lo!" Dan setelah itupun gue langsung ka-caw ke tukang sea food di seberang pom bensin villa delima. (ka-caw bermakna sama dengan cabcus dan juga cabut dan juga jalan).


Sesampainya di tukang sea food itu, gue langsung duduk dan ngeliat daftar menu, buat memastikan ada cumi saus padang ga di sini. Pas duduk ada mas-masnya datengin gue. Baru gue pengen bilang "Cumi saus padang satu, dibungkus", eh dia langsung ngasih bon pesanan gitu deh ke gue. Gue liat ada di situ cumi saus padang. Langsung lah setelah liat itu gue contreng 1 di kotak jumlah. Gue sobek kertas bon itu, dan gue kasih ke mas-masnya sambil bilang, "Bungkus ya mas."


Sambil menunggu, gue liat-liat keluar, kali aja ada cewek cakep kan lewat. Dan ternyata memang ada. Seseorang yang make kerudung, berkulit putih, berkacamata, hidung bugel, tapi bangir, bibir tebal, tapi hot, pake kemeja kotak-kotak biru putih, pake kaos dan celana tidur warna hijau muda pudar, dengan motif beruang teddy di sekitarnya. Dia naik motor karisma warna biru abu-abu. Dia pun masuk aja ke dalem dan ngomong ke mas-masnya, yang gue ga begitu denger, tapi gue tau dia mesen apa, dan dia itu mesen ayam goreng, bagian dada. Setelah mesen ke masnya, dia nyari tempat duduk. Ngeliat kursi semua penuh, dan tersisa satu kursi di hadapan gue. Dia pun ngeliat gue, dan gue juga ngeliat dia. Lalu dia memilih buat duduk di motornya aja di luar situ di parkiran (sedihnya gue, ga bisa ngajak ngobrol ataupun menatap dia secara lebih dekat huhu).


Setelah menunggu beberapa lama, pesenannya pun udah selesai, dan dia langsung sigap masuk buat melakukan transaksi dengan mas-masnya di depan gue. Gue pun ngeliat dia. Dan setelah gue perhatiin, dia mirip sama Nita (Marnita Dewi Pramono, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah, fakultas ekonomi 2011). Jadi aja gue keinget sama si Nita, yang udah lama ga kontak-kontak lagi, semenjak habis lebaran :'(. Setelah dia selesai melakukan transaksi sma masnya, dia langsung pergi, tanpa ngeliat gue (padahal gue berharap kita bertatap muka untuk yang terakhir kalinya di situ). Dia memarkir motornya dengan hati-hati, karena memang kakinya ga nyampe, dan dia harus jinjit untuk napak ke tanah, lalu dia pun berlalu dari pandangan gue. Yang gue tau pasti dia pergi ke arah kiri. Jadi ada dua kemungkinan, rumahnya di kisaran jalan H.Ipin dan Pondok Labu atau rumahnya di bilangan komplek TNI AL dan Karang Tengah deket masjid keong. Tapi ya sudahlah, mungkin kalo jodoh ga akan ke mana :)


Balik ke pesenan gue. Setelah beberapa lama nunggu pun, akhirnya pesenan gue selesai. Dengan susah payah si masnya masukin masakan yang udah matang itu ke dalam plastik yang di dobelin biar ga bocor. Kemudian dia manggil gue ke meja kasir. Dia kasih bonnya dan dia bilang sesuatu ke gue yang agak samar-samar, dan gue langsung bilang,

"KEPITING!?!?!?"

Si masnya pun jawab, "Iya kepiting, jadi Rp 48.000,00"
Gue langsung liat bon, dan ternyata....... yang gue contrengin adalah di bagian

Kepiting saus padang         |       1       |  48.000     |

Kurang lebih begitu model tulisannya bray. Tulisan yang berwarna hitam itu tulisan tangan, dengan tinta warna hitam pula. 

Karena udah kepalang gengsi dan ga enak sama si masnya udah dibikinin itu kepiting, ya apa boleh buat. Dan dengan gagahnya (re:miris) gue bilang ke masnya, "Oh, oh ya kepiting." (padahal dalam hati, "WTF! Goblok banget gua!!!!").

 Jadi aja itu Kepiting saus padang gue bayar seharga 48.000 Rupiah -___________-
Setelah gue kasih sel;embar uang Rp 50.000,00 itu ke masnya, gue langsung cao keluar buat ambil motor, tanpa inget kalo sebenarnya ada kembalian Rp 2.000,00. Si masnya untung baik, dan ngasih gue kembaliannya (iyalah gue udah beli kepiting). Dia nyamperin gue yang udah di luar dan bilang, "Mas ini kembaliannya." Gue jawab, "Oh ya Mas, lupa saya." (padahal mah lingling abis kehilangan duit sebesar Rp 48.000,00, yang harusnya bisa buat makan 7 kali di kosan -____________-) sambil gue ambil duit kembalian itu. Dan gue parkir motor gue, dan langsung berlalu ke rumah.

Sesampainya di rumah, gue berdalih ke orang-orang kalo cuminya itu habis, dan karena gue pengen semuanya kebagian, jadi ya gue traktir kepiting aja sekalian dan bilang kalo duit gue di atm masih banyak, walau memang kenyataannya masih banyak dan masih cukup untuk beli vga card. Kedua kakak gue dan Ibu gue histeris seketika. Kakak-kakak gue itu seneng karena dibeliin kepiting sama adeknya yang belum punya penghasilan ini sedang Ibu gue benar-benar kaget, kenapa si Makmur beli kepiting yang harganya Rp 48.000,00 itu. Akhirnya, dengan muka sok cool, gue masuk ke kamar, dan melanjutkan kegiatan browsing, downloading dan online-ing, sedang anggota keluarga gue yang lain asyik menyantap kepiting hasil gengsi gue, terkecuali Bapak gue. Entah memang dia masih beranggapan kalo kepiting itu haram hukumnya untuk dimakan atau memang dia gengsi untuk makan pemberian dari anaknya yang masih kuliah dan belum berpenghasilan dan mampu membeli LCD monitor dengan uangnya sendiri. Sampai sekarang masih belum diketahui modusnya dan sampai sekarang pun kepiting itu masih nyisa sepotong bagian besar yang diperuntukkan bagi saya dan sampai sekarng pun gue belum makan bagian itu karena gengsi saya dengan Bapak saya masih berlanjut. Hm hm hm.

Pesan moral dari cerita gue kali ini adalah : 
"Kalo mau mesen di restoran atau di tempat makan manapun, perhatikan terlebih dulu contrengan kamu pada lembar pesanan (menu) dan pastikan contrengan kamu itu benar. Atau kalau mau lebih aman sekalian, langsung pesen ke mas-mas pelayannya langsung, secara verbal."

Wednesday, June 22, 2011

Jakarta


jakarta, sebuah ladang
ladang bagi manusia
namun tidak semua manusia
dapat berladang dengan subur
di jakarta


jakarta, sebuah kota
kota yang menjadi inti
inti dari negara
inti dari tanah air
dan inti dari permasalahan


jakarta, sebuah hutan
tersusun atas beton-beton
di mana banyak orang mengejar mimpinya
namun, apakah mimpi mereka akan terkejar?
apa mimpi mereka akan tertangkap?


jakarta, sebuah karya seni
dari Tuhan Yang Maha Kuasa


Arafat, 22-6-11

Saturday, May 7, 2011

Benda Terbang tak Dikenal

"UFO dan alien itu gak ada. Kalaupun ada, berarti mereka punya teknologi yang lebih canggih dari kita. Jadi, apa gunanya mereka datang ke Bumi dan membuat banyak orang bimbang? Apa mau narsis? Atau mau pamer? Atau punya dendam pribadi sendiri sama manusia-manusia terdahulu??

OH YEAH, gue balik lagi bray, setelah dua minggu tidak menjamah alamat www.blogger.com 
Seperti biasa, tiap nulis blog pasti gue punya cerita-cerita baru yang pengen gue tulis dan diungkapkan.
Karena udah selang dua minggu, jadi ya banyak juga cerita yang pengen gue ceritain di sini. Mulai dari mana pun gue juga bingung ngetiknya. Tapi, ada pengalaman yang cukup berkesan dari pengalaman-pengalaman yang gue dapet selama dua minggu terkahir ini. Oke,langsung aja dimulaiiiiiiii!

Bermula dari malam hari, tepatnya malam Jum'at pertama di bulan Mei 2011.
Malam itu, gue sama anak-anak dan para petinggi WNG sedang berkumpul di markas besar, di daerah Hegarmanah, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Kayak biasa, gue ngoceh-ngoceh ga jelas sama anak-anak di sana. Kami ngoceh sampe kira-kira jam sepuluhan. Abis itu si Botak, setelah melewati masa labilnya yang abis balik ke rumah tapi sebelumnya ngajak hunting foto, meng-sms si Rahang, kalau dia pengen hunting foto lagi malam itu. Oke, siap dapat sms dari si Botak itu pun, kami berlima ( si Beb udah balik duluan) segera mempersiapkan segalanya. Si Sena dengan yamaha vixion-nya itu balik dulu ke kosan ngambil DSLR nya dan balik lagi pake jupiter MX, soalnya dia pikir gue ga ikut hunting foto. Okelah, langsung aja kita capcaw hunting ke kisaran Jatinangor.
Dengan duduk diapit sama si Rahang dan si Tekai di jupiter MX hijau punya si Rahang pun gue pergi melaju di kisaran Jatinangor.Sedang si Sena bareng sama si Botak. Tempat pertama yang disinggahi dari hunting ini adalah kampus. Kami pun masuk ke kampus itu lewat pintu depan, yang kalo siang-siang itu jadi pintu keluar kendaraan. Muter-muterlah kami, lewat fisip, sastra, fikom, bale santika waras tanginas bhinekas dan akhirnya berhenti di underan air mancur baru depan ptbs, yang cuma nyala waktu ada rektor main ke kampus sini, menilik pembangunan gedung barunya yang berbentuk mirip colosseum atau sangkar burung atau gelora bung karno atau bisa jadi allianz arenaa di Muenchen. Nah, di sana gue pun turun dari motor dan duduk di pinggir bunderan, menyaksikan teman-teman saya yang lainnya itu mengolah keahlian dalam menjepret objek-objek yang saya tidak mengerti bahasa mereka itu, luas sempit, sempit luas, high speed, low speed, fokus depan belakang bla... bla... shutter speed seper delapan puluh, bla... bla... Tapi, yang pasti gue ngerti kalo di situ itu ga ada objek yang bagus buat difoto. Kecuali pake kamera yang dewa, lensanya panjang kayak teleskop baru bisa keliatan bagus. Di situ, gue cuman duduk, sambil sms-an dengerin curhatan temen SMA gue si Horni yang lagi galau sama adek kelasnya di Jakarta. Dan gak lama kemudian, mereka ngajak nyari spot baru lagi buat foto low speed, katanya. Sesuai dugaan, dan gue langsung naik motor sesaat setelah si Rahang menyalakan motornya.
Kembali gue diapit sama dua pria yang sedang menjomblo itu. Horor juga emang, nanti gue ditusbol* lagi sama belakang gue. Kalo gue hamil kan susah, gimana anak gue nanti? Cacad lagi nanti? swt.
Pas motor jalan melewati jalanan di sekitar fmipa, rambut gue yang panjang ini tertiup angin ke belakang dan sengaja gue sibak-sibakkan rambut itu ke segala arah. Si Rahang bilang, "Itu si Mano ga keganggu apa kena rambut sia**?" Gue bilang, "Masa bodo. Rambut gue kan keren kayak John Lennon." Siap itu si Tekai bilang lagi, "Dengan adanya lu di motor ini juga udah ngeganggu Mur." Tai juga memang si aneh yang satu ini. Tapi gue jawab, "Bodo", sambil gue liat ke atas langit gedung fisika malam itu. Penuh bintang, dan cerah malam itu, tapi ga ada bulan kalo diperhatiin lagi malam itu. Entah pas gue liat lagi ketutup awan atau lagi gerhana, gue juga ga ngerti.
Gue di motor bilang, "Malamnya cerah euy, coba kameranya bisa motoin langit."
Dan ga berapa lama setelah gue bilang itu, Kami pun keluar kampus dan memutuskan berhenti di pertigaan PAUN buat moto mobil yang lagi lewat pake low speed. Gue yang ga ngerti tentang fotografi pun cuma bisa berdiri deket motor sambil membalas sms dari si Horni itu. Disela-sela mikir mau ngasih saran apa buat temen gue yang satu ini, gue ngeliat ke sekitar. Di pangdam, ada sesosok orang, pake jaket dan celana hitam dengan bawa ransel yang juga hitam kalo diliat dari jauh dan dengan pencahayaan sedanya dan ranselnya itu ditao di tanah. Siap ngetik balasan sms, gue kirim itu sms, dan ga berapa lama ada delivery reportnya di hp gue. Sambil nunggu balasan dari si Horni, gue ngeliat ke atas. Tiba-tiba...
Tiba-tiba, wuuuuuuuuush! Ada sekelebat cahaya yang berwarna biru, kaya kompor gas, dan berbentuk seperti api pesawat jet yang ada dua lubang roket (kebayang gak?) dan tiba-tiba menghilang saat gue tunjuk. Sontak, gue teriak kan, "Anjir, woy, pada liat ga? Pada liat ga?" "Liat apaan?" kata si Sena. "Itu tadi ada biru-biru di langit. Liat kaga?" gue bilang. "Emang itu apa?" tanya si Sena lagi. "Gatau deh. Masa pada ga liat sih?" gue bilang. "Liat aing, tapi cuma sekilas" kata si Botak. "Pas aing liat ke maneh, aing juga liat ada itu." "Bintang jatoh kali" kata si Rahang. "Kali. Tapi ada dua gitu, kayak pesawat jet" gue bilang. "Lo tek, liat kaga?" "Aing ga liat apa-apaan." kata si Tekai.
Setelah gue ceritain kronologisnya, gue nengok lagi ke arah pangdam. Dan orang yang lagi berdiri tadi itu tiba-tiba menghilang. Di situ gue malah mikir yang janggal. Si Rahang ngomong, "Orang yang tadi ilang ya?" "Iya." kata gue. "Nah lo" kata si Sena."Itu jalanorangnya." kata si Rahang. "Bukan, itu mah sepeda" jawab si Sena. "Naik angkot kali." kata si Rahang. "Bisa jadi." kata gue. "Tapi daritadi ga ada angkot yang berenti." kata si Sena. "Wah alien kali" kata si Sena lagi.
Gue masih bingung, memandangi langit selama 15 menitan. Dan ga berapa lama si Rahang bilang, "Ini udah ga sehat lagi nih udaranya. Liat spion aing sampe berembun gini. Paru-paru basah ini mah" kata si Rahang. "Iya berembun, jok aing juga berembun" kata si Botak. Dan akhirnya kami pun pulang.
Tapi, kalo mereka ngajak nginep di kos si Sena, gue berniat pengen nulis kejadian tadi di blog, secara cepat. Akhirnya pun gue memutuskan buat turun di pintu samping kampus. Sebelum gue masuk ke kampus, buat menuju fisip buat internetan, si Tekai bilang ke gue, "Awas didudukin Mur. Hahaha"
Gue masuk dan langsung menuju fisip. Setelah nyalain notebook HP-Mini, gue berusaha untuk menyambungkan hubungan ke wireless network yang ada di kampus. Dan ga bisa konek. Gue coba lagi. Bisa kali ini. Tapi, koneksinya sangat amat lemot. Timbul lah niat jahat buat memotong semua koneksi yang ada di LAN situ. Tapi karena terlalu banyak kompi di situ dan notebook gue cuman berintel atom, dan RAM 1GB, ngehang lah notebook gue. Gue restart paksa lah kan. Siap nyala lagi, malah makin ga bisa internetnya. Kesel juga lama-lama. Gue tengok jam di notebook gue, dan ternyata udah jam 1 lewat. Ternyata lagi, gue udah buang-buang waktu buat menghubungkan koneksi internet yang sia-sia selama satu jam. Karena udah bete dan kesel, cabutlah gue ke kosan. Tapi, sebelum ningglin gedung ini, gue coret di madingnya pake spidol bogem "KONEKSI TAI!" Baru gue melangkahkan kaki pergi dari kampus.
Besoknya, gue ceritain ke orang-orang kejadian semalam. Orang-orang pada ga percaya kalo yang gue liat tadi itu adalah UFO. Wajarlah orang gue juga ga percaya UFO itu ada. Tapi setelah menyaksikan itu, jadi bimbang juga. Jadilah gue gembor-gemborin kalo semalam gue liat UFO.
Nah, hari ini, 4 jam sebelum gue nulis posting ini, gue buka twitter dari hp. Dan gue liat di timeline, ada retweetan temen gue yang bunyinya gini,

"Asiiik asiik nanti malam ada hujan meteor! Harus nonton!"

Nah dari situ, gue ambil kesimpulan kalo yang gue liat itu memang meteor atau bintang jatuh. Soalnya itu ga beda jauh sama adanya peristiwa hujan meteor yang tejadi besok jam 2. Mungkin yang jatuh waktu itu adalah leadernya meteor-meteor yang bakal jatoh malam ini itu, jadi jatuh duluan ke bumi. Bisa jadi kan?

Dan dengan keseimpulan yang tadi saya bikin, berarti belum terbukti pada saya kalau UFO itu ada. Jikalau ada pasti ada keterangannya secara agamiah, karena semua ilmu pengetahuan ada di kitab suci umat Islam. Tapi siapa juga yang tau, kemungkinan ilmu pengetahuan yang ditulis dalamnya itu hanya buat manusia dan semua yang berhubungan dengan manusia. Dengan kata lain, tentang makhluk lain yang tidak beehubungan secara intensif dengan manusia tidak ditulis di dalamnya. Wallahua'lam....