Thursday, March 17, 2011

CRUZER BLADE

Bray, gue punya cerita bagus tentang barang kepunyaan gue yang paling bersejarah. Barangnya itu tuh hanya sebuah flashdisk. Memang hanya sebuah flashdisk, tapi sejarahnya itu.
Sejarahnya itu, dimulai dari tahun 2010, bulan juli. Waktu itu gue masih di Jakarta, setelah mendapat keputusan lulus dari senamptn, gue diajak ke pameran IT di JCC sama temen gue, namanya Muhammad Ariefien biasa dipanggil Jiung. Janjian dari beberapa hari sebelumnya, ketika hari H pun tiba. Siang harinya, selesai sholat Dzuhur, kami langsung cabut ke JCC, menggunakan motor bersejarah gue yaitu Kawasaki Blitz R.
Setelah melewati jalanan yang lumayan lengang, karena itu memang hari minggu, kami pun sampai di parkir timur Senayan. Di sana kami mulai mencari-cari lahan untuk parkir motor, yang memang kebetulan saat itu sudah penuh sesak di sana. Setelah mendapatkan lahan parkir, kami pun langsung cabs ke dalam JCC.
Gue sama si Jiung mulai ngantri beli tiket di loket, dan membayar tiket itu seharga 1500 Rupiah. Tapi, ketika kami membalikkan diri menuju pintu masuk, tiba-tiba kami dicegat oleh seorang bapak-bapak paruh baya. Dia bilang ke gue, tolong beliin tiket dua untuk saya. diberi lah gue duit gocap sama dia, terus gue beliin kan dia tiket, karena memang kasian juga itu bapak bawa keluarganya ke pameran, dan harus ngantri panjang untuk mendapatkan sebuah tiket masuk pameran.
Singkat cerita, dapat lah gue itu tiket dua biji, dengan kembaliannya sejumlah 20ribu Rupiah. Mungkin karena hati gue yang ikhlas atau memang karena si bapak itu kasian sama gue yang udah rela ngantri di loket, sehingga dia rela ngasih itu kembalian sebanyak 20ribu buat gue, secara cuma-cuma. Yah, namanya rezeki, masa ditolak kan, yaudah aja gue ambil itu duit.
Setelah gue muter-muter selama hampir dua jam lamanya, akhirnya gue menemukan apa yang gue cari. Gue nyari flashdisk sih emang ke pameran itu, buat persiapan kuliah nanti, ketemu gue sama sebuah stand yang sangat ramai, penuh sesak dan pengap juga di sana. Itu stand Sandisk, yang lagi launching produk terbarunya, Sandisk Cruzerblade. Karena lagi launching, harganya masih murah, seharga Rp 75,000 buat yang 4GB. Gue sama si Jiung ini masuk ke antrian, dan berjubel di sana. Ternyata kalo mau beli flashdisk itu harus mesen dulu ke meja pemesanan. Apa boleh buat, gue harus mesen dulu ke sana, tapi si Jiung ngasih solusi brilliant. Dia jaga baris antrian, sedang gue pergi mesen si Cruzerblade itu. Agak lama juga gue mesennya, karena memang rame juga yang mesen, setelah dapat, gue kasih ke si Jiung bon pemesanannya, terus gue nunggu dia di luar antrian, sampai akhirnya dia dapat itu flashdisk seharga 75,000 bersama kembaliannya sebanyak 25,000.
Setelahnya, balik lah gue ke rumah. Lewat pintu timur Senayan, tembus ke Mega Kuningan. Kata si Jiung, dia tau jalan supaya mutar balik langsung ke arah blok m. Tapi ternyata jalannya itu kelewat, jadi gue harus muter ke bunderan HI. Di bunderan, banyak polis yang lagi ngetem di pinggir bunderan. Entah gara-gara apa gue lupa, gue di stop sama polis di pinggir bunderan. Tapi karena gue gak merasa bersalah apa-apa, gue ngeles ke pinggir luar bunderan, dan muter langusng ke arah mampang lewat Imam Bonjol. Walhasil, sampe aja gue di rumah, dengan selamat setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, melelahkan, pengap dan memacu adrenalin itu.
Singkat cerita, itu flashdisk gue bawa kuliah ke Bandung. Setelah melewati masa-masa mabim, tibalah ke masa pelantikan. Dua hari, pas weekend gue lewati dengan masa pelantikan di perkemahan Batu Kuda di gunung, dan akhirnya gue dilantik. Okelah, bukan itu fokus cerita ini, tapi mari kita loncat ke seminggu berikutnya. Di hari Senin itu, tepatnya jam 2 siang, gue masuk ke kuliah bahasa inggris. Waktu itu, lagi dibagiin kartu asuransi dari tempat gue kuliah. Nah di sini mulai terjadi konfliknya. Pas gue mau naro kartu asuransi itu di dompet, gue ngorek-ngorek tas. Nah, bencana. Dompet gue ga ada di dalam tas. Gue cari lagi lah itu dompet ke tempat-tempat yang gue singgahi hari itu. Udah muter-muter ke semua tempat pun, ga ketemu juga, udah aja gue lapor satpam, dan dibuatin surat hilang. Di dalam dompet itu tuh ada kartu ATM, kartu perpus, KTP, kartu puskesmas, dan kartu rumah sakit. Kemudian, pergi gue ke pos polisi jatinangor buat ngurus surat keterangan kehilangan barang.
Setelah sekian lama gue berpisah dengan cruzer blade, dan sekitar dua minggu yang lalu, gue lupa tepatnya tanggal berapa, si cruzerblade itu balik lagi. Abis gue kuliah algoritma dan pemrograman, tiba-tiba gue dipanggil sama kang Wahid, senior gue di kampus, ternyata dia ngasih gue dompet yang dulu hilang itu. Terbata-bata gue bilang makasih ke dia (lebay), gue terus nanya, gimana bisa dompet gue balik lagi kan?
Ternyata, dompet gue itu ditemuin sama anak Fikom, di masjid Nuril, masjid FMIPA, masjid fakultas gue.
Setelah kembalinya cruzerblade bersejarah itu, gue langsung bilang ke temen-temen gue seangkatan kalau flashdisk Sandisk cruzerblade gue kembali. Anak-anak langsung tercengang dengan kejadian itu. Dan barang itu masih ada di dompet baru gue, sampai sekarang.
Itulah cerita bersejarah dari cruzerblade yang diagungk-agungkan selama ini. Kalo mau liat penampakannya, ini nih penampakannya gan :


ini penampakannya gan, Sandisk Cruzerblade

No comments:

Post a Comment